Penggunaan Lahan dan Pola Permukiman
- Aktivitas Pertanian dan non pertanian
1. Aktivitas Pertanian
Indonesia di kenal
sebagai Negara agraris, karena sebagian besar mata pencarian masyarakatnya pada
sektor pertanian. Kegiatan pertanian di Indonesia di dukung oleh beberapa
factor yaitu sebagai berikut:
- Faktor fisik yang paling dominant adalah iklim, karena secara langsung akan menentukan ketersediaan potensi air dan kesuburan tanah sehingga akan menentukan pula terhadap jenis komoditas yang cocok di kembangkan.
- Faktor social yang turut menentukan terhadap aktivitas pertanian adalah jumlah dan kepadatan penduduk, latar belakang budaya, serta penguasaan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
a. Pertanian Lahan Basah
Jenis tanaman utama di
lahan basah adalah padi. Pertanian lahan basah dengan tanaman utamanya padi
sering di namakan sawah sumber air utama untuk pertanian lahan basah, yaitu air
hujan dan irigasi pertanian lahan basah yang menggunakan sumber air irigasi
dinamakan sawah irigasi, sedangkan pertanian lahan basah yang sumber airnya
mengandalkan air hujan dinamakan sawah tadah hujan.
b. Pertanian Lahan Kering
Di Indonesia aktivitas
pertanian lahan kering di namakan perladangan. Komoditas yang biasa ditanam
pada pertanian lahan kering adalah jagung, ubi ubian dan kacang-kacangan.
Pertanian lahan kering di beberapa tempatdi Indonesia seperti di Jawa Barat dan
Kalimantan menggunakan istilah huma. Dalam istilah asing, peladangan berpindah
di namakan shifting cultivation.
Pertanian perladangan
berpindah mempunyai beberapa karakteris, yaitu:
1) tanah pertanian
berpindah-pindah;
2) petani sangat
bergantung pada tanah hutan;
3) hutan di buka dengan
cara di babat, lalu rumputnya dibakar;
4) alat-alat pertanian
masih sangat sederhana, biasanya terdiri atas cangkul, parang, dan tugal;
5) tanah ladang hanya
ditanami dalam waktu singkat biasanya ketika musim penghujan.
c. Perkebunan
Perkebunan adalah suatu
areal yang di tanami tanaman perkebunan sebagai tanaman pokok. Berdasarkan
skala pengusahaannya, perkebunan tersebut atas 2 macam yaitu perkebunanrakyat
dan perkebunan besar.
1) Perkebunan Rakyat.
Perkebunan Rakyat
merupakan usaha perkebunan yang dilakukan masyarakat dalam skala kecil. Oleh
karena itu, perkebunan rakyat sering dinamakan perkebunan kecil.
Ciri-cirinya sebagai
berikut:
a) Luas lahan garapannya
relative sempit. Biasanya merupakan warisan serta tidak jauh dari tempat
tinggal
b) Jumlah tenaga kerja sediki8t, biasanya
terbatas pada lingkungan keluarga dan tetangga
dekat
c) Peralatan, baik untuk pengolahan tanah,
pemeliharaan tanah, maupun pemungutan hasil
relative sederhana
d) Modal
yang digunakan sangat kecil
e) Hasil produksinya kecil, biasanya untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari pertanian dan
usaha
perkebunan yang orientasi hasilnya hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri
dinamakan
pertanian subcisten(subsistence farming).
2) Perkebunan Besar.
Perkebunan besar
merupakan usaha yang dilakukan dalam skala besar dan tidak di usahakan secara
individual.
Ciri-cirinya adalah:
a) Lahan yang
diusahakan sangat luas
b) Modal yang digunakan
cukup besar
c) Jumlah tenaga kerja
cukup banyak, tidak hanya menggunakan anggota keluarga, bahkansudah menunjukkan
adanya sertifikat tenaga kerja
d) Peralatan pertanian
sudah beragam dan sudah menggunakan tekhnologi maju
e) Produksi cukup besar
serta ada orientasi ekspor jenis komoditas yang biasanya diusahakannya
antara
lain, sawit, karet, kopi, teh dan tebu.
2. Aktivitas Nonpertanian
Selain pertanian, kegiatan
ekonomi juga dapat berupa aktivitas non pertanian. Contoh aktivitas ekonomi non
pertanian, antara lain perindustrian, perdagangan, komunikasi, transportasi,
serta pertambangan.
a.IndustriIndustri
Berasal dari kata industria, yang
artinya buruh atau tenaga kerja. Dalam konteks yang lebih luas, industri sering
diartikan sebagai semua kegiatan manusia yang bersifat produktif dan komersial.
Sementara itu, dalam konteks sempit, industri diartikan sebagai semua usaha
pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi Industri di
Indonesia sebenarnya dapat berkembang maju karena memiliki beberapa faktor
pendukung.
Faktor-faktor tersebut,
yaitu:
a) Ketersiadaan potensi sumber daya alam yang
cukup baik biotik maupun abiotok
b) Jumlah penduduk relative banyak, sehingga
dapat berperan sebagai tenaga kerja dan juga sekaligus
menjadi konsumen
c) Letak geografis yang sangat menguntungkan.
Di Indonesia, kegiatan
industri dikelompokkan menjadi empat, yaitu:
a)
Aneka industrei dan
kerajinan, misalnya makanan dan minuman, anyaman, kulit, dan
tembakau
b) Logam dan elektronika, misalnya
besi/baja, mesin-mesin kendaraan, dan elektronika
c) Kimia, misalnya pupuk, kertas, ban,
garam, dan gas.
d) Sandang dan tekstil, misalnya serat
sintetis, pemintalan dan pertenunan, perajutan, serta
aneka macam
pakaian jadi.
Berdasarkan luas dan
kompleksitaskegiatannya, industri dibedakan atas dua macam, yaitu industri
besar(big industry) dan industri
kecil(small industry).
1) Industri
besar adalah industri yang menggunakan mesin-mesin modern dengan jumlah buruhyang
banyak, ada spesialis pekerjaan, serta menempati areal yang cukup luas.
2) Industri kecil adalah industri yang
menggunakan peralatan sederhana dengan jumlah
buruh yang
sedikit, tidak ada spesialis pekerjaan, serta menempatiareal yang relative
sempit.
Berdasarkan besarnya
kebutruhan bahan mentah, industri dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu
industri berat(heavy industry) dan
industri ringan(light industry).
1)
Industri berat adalah
industri yang menggunakan mesin-mesin berat dan membutuhkan bahan mentahdalam
jumlah banyak untuk memproduksi barang-barang tahan lama serta dibangun di
daerah yang memiliki prasarana transportasi yang memadai
2)
Industri ringan adalah
industri yang menggunakan mesin-mesin yang relative ringan
dengan bahan
mentah yang tidak terlalu banyak.
Berdasarkan sifat
perolehan bahanmentahnya, industri dikelompokkan menjadi dua, yaitu industri
primer dan industri sekunder.
1)
Industri primer,
mengolah bahan mentah dari hasil sector primer, seperti dari hasil-hasil
pertanian, peternakan, dan kehutanan. Dalam
konsep ekonomi, jenis industri ini sering pula dinamakan industri ekstraktif
2)
Industri sekunder,
mengolah lebih lanjut dari hasil-hasil industri lain serta bahan bakunya
berupa barang-barang jadi maupun setengah jadi.
Lokasi industrinya berada dekat lokasi industri yang menghasilkan bahan baku.
Contohnya, yaitu industri perakitan kendaraan dan industri pakaian jadi. Dalam konsep
nonekonomi, sering dinamakan industri nonekstraktif.
Berdasarkan daya serap
tenaga kerja industri dikelompokkan atas tiga macam, yaitu industri besar,
industri menengah, dan industri kecil.
1) Industri besar
menyerap tenaga kerja lebih dari 200 orang
2) Industri menengah
menyerap tenaga kerja antara 50-200 orang
3) Industri kecil
menyerap tenaga kerja kurang dari 50 orang.
Berdasarkan perbandingan
antara jumlah tenaga kerja dan modal yang digunakkan, industri dibedakan
menjadi dua macam, yaitu industri padat modal(capital industry) dan padat
karya(labour industry). Industri padat modal, yaitu industri yang menggunakan
modal sangat besar, sedangkan industri padat karya membutuhkan dalam jumlah yang
relative banyak.
b.Perdagangan
Perdagangan artinya
aktivitas jual beli antara penjual dan pembeli dengan tujuan utama untuk
memperoleh keuntungan. Berdasarkan jarak geografis, perdagangan dikelompokkan
atas tiga macam, yaitu perdagangan local, inter-regional, dan perdagangan
internasional.
1) Perdagangan Lokal
Perdagangan local
dilakukan dalam jangkauan jarak yang relative dekat, melayani penduduk setempat,
aneka barang yang diperjual belikan jumlahnya sedikit, dan biasanya dibuka
hanya pada waktu tertentu. Contohnya jual beli yang dilakukan antara petani dan
peternakan atau antara petani dan nelayan.
2) Perdagangan
inter-Regional
Dalam perdagangan inter-Regional
terdapat perantara, yaitu pihak pendukung antara produsen dan konsumen.
Barang-barang seperti tekstil elektronika dan kendaraan bermotor sudah banyak
yang mengalir dari perkotaan menuju pedesaan dalam geografi, keadaan seperti
itu dinamakan interaksi wilayah.
3) Perdagangan
Internasional
Alat pendistribuan
barang dapat menggunakan kapal laut atau pesawat terbang. Komoditas yang dijual
keluar negeri biasanya barang-barang surplus, sedangkan yang didatangkan dari
luar negeri merupakan komoditas yang minus. Perdagangan Internasional dinamakn
juga perdagangan ekspor impor. Jika nilai ekspor suatu Negara melebihi nilai
impornya dinamakan neraca perdagangan aktif. Adapun jika nilai impor suatu
Negara melebihi nilai ekspornya, dinamakan. neraca
perdagangan pasif.
Hadirnya organisasi
perdagangan, seperti AFTA, APEC, NAFTA, dan Uni Eropa merupakan bukti bahwa
peran penting perdagangan semakin dirasakan. Tidak ada satu Negarapun di dunia
yang menutup diri dari perdagangan karena perdagangan mempunyai beberapa
manfaat, di antaranya:
1) Memenuhi kebutuhan
barang dan jasa yang bervariasi pada saat kondisi sumber-sumber di Negara
bersangkutan sangat terbatas
2) Membuka kesempatan
kerja di tiap-tiap Negara
3) Meningkatkan
peluang mendapatkan penghasilan yang lebih baik
4) Mengaktifkan
penukaran uang.
b.
Bentuk pengolahan lahan
Lahan adalah permukaan
daratan dengan segala potensinya dalam bentuk padat, cair dan gas yang
terkandung di dalamnya. Tanah merupakan bagian dari lahan yang tersususn oleh
bahan-bahan organic yang telah mengalami pelapukan. Tata guna lahan adalah
pengaturan penggunaan lahan untuk berbagai bentuk pemanfaatannya. Faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap perbedaan lahan pola tata guna lahan, antara lain:
1) Jumlah dan
kepadatan penduduk
2) Kualitas kesuburan
tanah dan kandungan unsure mineral
3) Kecenderungan
dominjasi mata pencarian utama penduduk
4) Tingkat kesulitan
atau kemudahan lahan tersebut untuk dieksploitasi.
1. Penggunaan Lahan di
Perkotaan
Kota merupakan sebuah
bentang budaya yangditimbulkan olrh unsure-unsur alamiah dengan corak kehidupan
penduduk yang heterogen dan cenderung matrealistik. Karakteristik kehidupan
perkotaan, biasanya ditandai oleh adanya:
a) Heterogenitas social
budaya
b) Hubungan social
cenderung didasari oleh kepentingan yang sama
c) Sekat-sekat suwang
yang kaku, seperti kelompok elit dan kelompok non-elit
d) Pandangan hidup yang
relative lebih rasional
e) Segala tindakan
didasarkan pada perhitungan untung rugi
f) Kebutuhan hidup yang
sangat kompleks.
Secara fisik, wilayah
perkotaan memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
a) Adanya supermarket,
gedung-gedung pemerintahan dan perkantoran
b) Alun-alun yang terletak
di pusat kota serta aneka macam fasilitas hubungan dan olahraga
c) Kompleks perumahan
dan permukiman, mulai tipe rumah sederhana sampai dengan tipe elit
d) Ruang terbuka yang
berperan sebagai lokasi reaksi serta paru-paru kota.
Secara social, wilayah
perkotaan ditandai oleh kondisi masyarakat yang memiliki:
a) Struktur social yang
heterogen
b) Sikap hidup yang
didominasi individualisme
c) Mata pencaharian
penduduk yang didominasi oleh sector non agraris
d) Hubungan social yang
didasarkan pada dominasi kepentingan.
Berdasarkan
karakteristik fisik maupun sosialnya, pola penggunaan lahan di pedesaan sangat
berbeda jika dibandingkan dengan di perkotaan.Pola penggunaan lahan di daerah
perkotaan disertai dengan perencanakan yang matang. Perencanaan pola tata ruang
kota diwujudkan dalam bentuk”Rencana Umum Tata Ruang Kota”(RUTRK). Pembuatan
RUTRK harus disasarkan pada fungsi dan karakteristik (baik fisik maupun
non-fisik) dari suatu wilayah perkotaan. Bagi pihak-pihak yang akan membangun ,
harus mengajukan izin resmi pendirian. Hal ini disesuaikan dengan rencana yang
telah dituangkan dalam RUTRK.
Salah satu masalah yang
sering muncul di wilayah perkotaan, yaitu pertumbuhan penduduk yang tinggi,
pertumbuhan penduduk kota yang tinggipada umumnya disebabkan oleh arus migrasi
masuk yang cukup tinggi pila. Tingginya migrasi masuk tersebut disebabkan masih
terdapatnya ketimpangan pembangunan prasarana antara perkotaan dan perdesaan.
Pesatnya kemajuan yang dicapai wilayah perkotaan akan memotivasi penduduk desa
untukk melakukan migrasi. Harapan kaum pendatang ke wilayah perkotaan pada
umumnya dilatarbelakangi motif ekonomi, yaitu untuk memperbaiki taraf hidup
karena peluang kerja sector industri di wilayah perkotaan relative lebih besar
jika dibandingkan dengan wilayah perdesaan.
Selain karakteristik
tersebut, penggunaan lahan di perkotaan juga ditentukan olrh fungsi kota yang
bersangkutan, misalnyasebagai tempat pelayanan, pemasaran, industri dan
pendidikan.
1) Pola keruangan
konsentris, bentuknya melingkar, terdiri atas lingkaran-lingkaran pusat daerah
kehiatan (daerah inti), daerah transisi, kompleks perumahan masyarakat
berpenghasilan rendah, kompleks perumahankelas menengah, kompleks perumahan
masyarakat berpenghasilan tinggi, serta paling luar merupakan batas desa-kota.
2) Pola keruangan
sektoral, menunjukkan bahwa penggunaan lahan kota didasarkan pada sector-
sektor tertentu.
3)
Pola keruangan campuran,
cenderung membentuk pola campuran antara konsentris dan
4)
sektoral.
2.Penggunaan Lahan
Perdesaan
a) Penggunaan lahan di
wilayah perdesaan memiliki perbedaan jika dibandingkan dengan
wilayah perkotaan.
Faktor
b) utama yang
membedakannya adalah karateristik fisik dan social dari tiap-tiap wilayah yang
bersangkutan.
Menurut Direktorat Jendral Pembangunan Masyarakat departemen Dalam Negeri,
karakteristik wilayah perdesaan meliputi beberapa hal, yaitu:
c) Perbandingan luas
tanah dengan jumlah penduduk (manland ratio) relative besar
d) Sebagian besar
berorientasi pada sector agraris
e) Hubungan social
penduduk yang masih akrab dan saling mengenal satu sama lain
f) Pola hidup yang
masih perbedoman pada tradisi
Lahan di daerah
perdesaan umumnya dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, seperti:
a) Pertanian,
perkebunan, dan perladangan
b) Perumahan dan
fasilitas social
c) Sentra-sentra
industri kecil
Namun, dari ketiga jenis
pemanfaatan lahan tersebut, di daerah pedesaan pada umumnya didominasi oleh
pertanian, perkebunan dan perladangan. Penggunaan lahan di daerah perdesaan
sebenarnya tidak “sama jemuk” pola penggunaan lahan di wilayah perkotaan. Hal
tersebut disebabkan keadaan sosial masyarakat perkotaan jauh lebih majemuk,
jika dibandingkan dengan masyarakat perdesaan.
Kemajemukan masyarakat
perkotaan akan terlihat dari aktivitas mata pencariannya. Di daerah perdesaan
kepemilikan lahan merupakan prestasi tersendiri. Artinya, jika ada penduduk
perdesaan yang memiliki lahan cukup luas, sering dikelompokkan sebagai “orang
terpandang atau orang kaya”
- Pola Pemukiman Penduduk
Pemukiman dinamakan settlement, sedangkan perumahan
dinamakan housina. Perumahn merupakan kumpulan rumah-rumah, tanpa disertai
berbagai prasarana kehidupan yang lengkap. Adapun permukiman merupakan kumpulan
perumahan yang dilengkapi dengan berbagai prasarana kehidupan secara
terorganisir, seprti adanya terminal, pasar, bank/koperasi, puskesmas/rumah
sakit, serta prasarana hiburan (rekreasi) dan olahraga.
Pola pemukiman pendududk
ada tiga, yaitu:
- Pola Linier (memanjang)Pola pemukiman penduduk linier, pada umumnya terdapat di daerah pedataran rendah, bentuknya dengan rentangan jalan.
- Pola Mengelilingi Fasilitas Tertentu.
Pola pemukiman
mengelilingi fasilitas tertentu biasanya terdapat di daerah pedataran rendah.
Fasilitas tertentu itu misalnya mata air, waduk, lapangan terbang, dan
pusat-pusat pelayanan sosial.
3.Pola Memusat Pola
pemukiman memusat biasanya terdapat di daerah pegunungan. Pemusatan tempat
tinggalnya pun di dorong oleh semangat kegotong royongan. Jika jumlah penduduk
bertambah dan mengalami pemejaran, pola pemukiman akan mengarah ke segala
jurusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar