Selasa, 17 Januari 2012

POLA PENGGUNAAN LAHAN PENDUDUK BERDASARKAN KONDISI FISIK PERMUKAAN BUMI.





Penggunaan Lahan dan Pola Permukiman
  1. Aktivitas Pertanian dan non pertanian
1. Aktivitas Pertanian
Indonesia di kenal sebagai Negara agraris, karena sebagian besar mata pencarian masyarakatnya pada sektor pertanian. Kegiatan pertanian di Indonesia di dukung oleh beberapa factor yaitu sebagai berikut:
  1. Faktor fisik yang paling dominant adalah iklim, karena secara langsung akan menentukan ketersediaan potensi air dan kesuburan tanah sehingga akan menentukan pula terhadap jenis komoditas yang cocok di kembangkan.
  2. Faktor social yang turut menentukan terhadap aktivitas pertanian adalah jumlah dan kepadatan penduduk, latar belakang budaya, serta penguasaan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
a. Pertanian Lahan Basah
Jenis tanaman utama di lahan basah adalah padi. Pertanian lahan basah dengan tanaman utamanya padi sering di namakan sawah sumber air utama untuk pertanian lahan basah, yaitu air hujan dan irigasi pertanian lahan basah yang menggunakan sumber air irigasi dinamakan sawah irigasi, sedangkan pertanian lahan basah yang sumber airnya mengandalkan air hujan dinamakan sawah tadah hujan.

b. Pertanian Lahan Kering
Di Indonesia aktivitas pertanian lahan kering di namakan perladangan. Komoditas yang biasa ditanam pada pertanian lahan kering adalah jagung, ubi ubian dan kacang-kacangan. Pertanian lahan kering di beberapa tempatdi Indonesia seperti di Jawa Barat dan Kalimantan menggunakan istilah huma. Dalam istilah asing, peladangan berpindah di namakan shifting cultivation.
Pertanian perladangan berpindah mempunyai beberapa karakteris, yaitu:       

      1) tanah pertanian berpindah-pindah;
      2) petani sangat bergantung pada tanah hutan;
      3) hutan di buka dengan cara di babat, lalu rumputnya dibakar;
      4) alat-alat pertanian masih sangat sederhana, biasanya terdiri atas cangkul, parang, dan tugal;
      5) tanah ladang hanya ditanami dalam waktu singkat biasanya ketika musim penghujan.

c. Perkebunan
Perkebunan adalah suatu areal yang di tanami tanaman perkebunan sebagai tanaman pokok. Berdasarkan skala pengusahaannya, perkebunan tersebut atas 2 macam yaitu perkebunanrakyat dan perkebunan besar.

      1) Perkebunan Rakyat.
Perkebunan Rakyat merupakan usaha perkebunan yang dilakukan masyarakat dalam skala kecil. Oleh karena itu, perkebunan rakyat sering dinamakan perkebunan kecil.
Ciri-cirinya sebagai berikut:
a) Luas lahan garapannya relative sempit. Biasanya merupakan warisan serta tidak jauh dari tempat tinggal
            b) Jumlah tenaga kerja sediki8t, biasanya terbatas pada lingkungan keluarga dan tetangga
                dekat
            c) Peralatan, baik untuk pengolahan tanah, pemeliharaan tanah, maupun pemungutan hasil
                relative sederhana
            d) Modal yang digunakan sangat kecil
            e) Hasil produksinya kecil, biasanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pertanian dan
                usaha perkebunan yang orientasi hasilnya hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri
                dinamakan pertanian subcisten(subsistence farming).
     
      2) Perkebunan Besar.
Perkebunan besar merupakan usaha yang dilakukan dalam skala besar dan tidak di usahakan secara individual.

Ciri-cirinya adalah:

      a) Lahan yang diusahakan sangat luas
      b) Modal yang digunakan cukup besar
c) Jumlah tenaga kerja cukup banyak, tidak hanya menggunakan anggota keluarga, bahkansudah   menunjukkan adanya sertifikat tenaga kerja
      d) Peralatan pertanian sudah beragam dan sudah menggunakan tekhnologi maju
e) Produksi cukup besar serta ada orientasi ekspor jenis komoditas yang biasanya diusahakannya
    antara lain, sawit, karet, kopi, teh dan tebu.

2. Aktivitas Nonpertanian
Selain pertanian, kegiatan ekonomi juga dapat berupa aktivitas non pertanian. Contoh aktivitas ekonomi non pertanian, antara lain perindustrian, perdagangan, komunikasi, transportasi, serta pertambangan.
a.IndustriIndustri Berasal dari kata industria, yang artinya buruh atau tenaga kerja. Dalam konteks yang lebih luas, industri sering diartikan sebagai semua kegiatan manusia yang bersifat produktif dan komersial. Sementara itu, dalam konteks sempit, industri diartikan sebagai semua usaha pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi Industri di Indonesia sebenarnya dapat berkembang maju karena memiliki beberapa faktor pendukung.
Faktor-faktor tersebut, yaitu:
a) Ketersiadaan potensi sumber daya alam yang cukup baik biotik maupun abiotok
b) Jumlah penduduk relative banyak, sehingga dapat berperan sebagai tenaga kerja dan juga       sekaligus menjadi konsumen
        c) Letak geografis yang sangat menguntungkan.

Di Indonesia, kegiatan industri dikelompokkan menjadi empat, yaitu:
a)      Aneka industrei dan kerajinan, misalnya makanan dan minuman, anyaman, kulit, dan
tembakau
         b) Logam dan elektronika, misalnya besi/baja, mesin-mesin kendaraan, dan elektronika
         c) Kimia, misalnya pupuk, kertas, ban, garam, dan gas.
         d) Sandang dan tekstil, misalnya serat sintetis, pemintalan dan pertenunan, perajutan, serta
             aneka macam pakaian jadi.

Berdasarkan luas dan kompleksitaskegiatannya, industri dibedakan atas dua macam, yaitu industri besar(big industry) dan industri kecil(small industry).
      1) Industri besar adalah industri yang menggunakan mesin-mesin modern dengan jumlah buruhyang banyak, ada spesialis pekerjaan, serta menempati areal yang cukup luas.
             2) Industri kecil adalah industri yang menggunakan peralatan sederhana dengan jumlah  
                 buruh yang sedikit, tidak ada spesialis pekerjaan, serta menempatiareal yang relative
                 sempit.

Berdasarkan besarnya kebutruhan bahan mentah, industri dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu industri berat(heavy industry) dan industri ringan(light industry).
1)      Industri berat adalah industri yang menggunakan mesin-mesin berat dan membutuhkan bahan mentahdalam jumlah banyak untuk memproduksi barang-barang tahan lama serta dibangun di daerah yang memiliki prasarana transportasi yang memadai

2)      Industri ringan adalah industri yang menggunakan mesin-mesin yang relative ringan
                 dengan bahan mentah yang tidak terlalu banyak.

Berdasarkan sifat perolehan bahanmentahnya, industri dikelompokkan menjadi dua, yaitu industri primer dan industri sekunder.
     
1)      Industri primer, mengolah bahan mentah dari hasil sector primer, seperti dari hasil-hasil
pertanian, peternakan, dan kehutanan. Dalam konsep ekonomi, jenis industri ini sering pula dinamakan industri ekstraktif
2)      Industri sekunder, mengolah lebih lanjut dari hasil-hasil industri lain serta bahan bakunya
berupa barang-barang jadi maupun setengah jadi. Lokasi industrinya berada dekat lokasi industri yang menghasilkan bahan baku. Contohnya, yaitu industri perakitan kendaraan dan industri pakaian jadi. Dalam konsep nonekonomi, sering dinamakan industri nonekstraktif.
Berdasarkan daya serap tenaga kerja industri dikelompokkan atas tiga macam, yaitu industri besar, industri menengah, dan industri kecil.
     
      1) Industri besar menyerap tenaga kerja lebih dari 200 orang
      2) Industri menengah menyerap tenaga kerja antara 50-200 orang
      3) Industri kecil menyerap tenaga kerja kurang dari 50 orang.

Berdasarkan perbandingan antara jumlah tenaga kerja dan modal yang digunakkan, industri dibedakan menjadi dua macam, yaitu industri padat modal(capital industry) dan padat karya(labour industry). Industri padat modal, yaitu industri yang menggunakan modal sangat besar, sedangkan industri padat karya membutuhkan dalam jumlah yang relative banyak.
b.Perdagangan
Perdagangan artinya aktivitas jual beli antara penjual dan pembeli dengan tujuan utama untuk memperoleh keuntungan. Berdasarkan jarak geografis, perdagangan dikelompokkan atas tiga macam, yaitu perdagangan local, inter-regional, dan perdagangan internasional.
      1) Perdagangan Lokal
Perdagangan local dilakukan dalam jangkauan jarak yang relative dekat, melayani penduduk setempat, aneka barang yang diperjual belikan jumlahnya sedikit, dan biasanya dibuka hanya pada waktu tertentu. Contohnya jual beli yang dilakukan antara petani dan peternakan atau antara petani dan nelayan.
     
      2) Perdagangan inter-Regional
Dalam perdagangan inter-Regional terdapat perantara, yaitu pihak pendukung antara produsen dan konsumen. Barang-barang seperti tekstil elektronika dan kendaraan bermotor sudah banyak yang mengalir dari perkotaan menuju pedesaan dalam geografi, keadaan seperti itu dinamakan interaksi wilayah.
     
      3) Perdagangan Internasional
Alat pendistribuan barang dapat menggunakan kapal laut atau pesawat terbang. Komoditas yang dijual keluar negeri biasanya barang-barang surplus, sedangkan yang didatangkan dari luar negeri merupakan komoditas yang minus. Perdagangan Internasional dinamakn juga perdagangan ekspor impor. Jika nilai ekspor suatu Negara melebihi nilai impornya dinamakan neraca perdagangan aktif. Adapun jika nilai impor suatu Negara melebihi nilai ekspornya, dinamakan. neraca perdagangan pasif.

Hadirnya organisasi perdagangan, seperti AFTA, APEC, NAFTA, dan Uni Eropa merupakan bukti bahwa peran penting perdagangan semakin dirasakan. Tidak ada satu Negarapun di dunia yang menutup diri dari perdagangan karena perdagangan mempunyai beberapa manfaat, di antaranya:
      1) Memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang bervariasi pada saat kondisi sumber-sumber di Negara bersangkutan sangat terbatas
      2) Membuka kesempatan kerja di tiap-tiap Negara
      3) Meningkatkan peluang mendapatkan penghasilan yang lebih baik
      4) Mengaktifkan penukaran uang.




b.        Bentuk pengolahan lahan
Lahan adalah permukaan daratan dengan segala potensinya dalam bentuk padat, cair dan gas yang terkandung di dalamnya. Tanah merupakan bagian dari lahan yang tersususn oleh bahan-bahan organic yang telah mengalami pelapukan. Tata guna lahan adalah pengaturan penggunaan lahan untuk berbagai bentuk pemanfaatannya. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perbedaan lahan pola tata guna lahan, antara lain:
     
      1) Jumlah dan kepadatan penduduk
      2) Kualitas kesuburan tanah dan kandungan unsure mineral
      3) Kecenderungan dominjasi mata pencarian utama penduduk
      4) Tingkat kesulitan atau kemudahan lahan tersebut untuk dieksploitasi.
      1. Penggunaan Lahan di Perkotaan

Kota merupakan sebuah bentang budaya yangditimbulkan olrh unsure-unsur alamiah dengan corak kehidupan penduduk yang heterogen dan cenderung matrealistik. Karakteristik kehidupan perkotaan, biasanya ditandai oleh adanya:

      a) Heterogenitas social budaya
      b) Hubungan social cenderung didasari oleh kepentingan yang sama
      c) Sekat-sekat suwang yang kaku, seperti kelompok elit dan kelompok non-elit
      d) Pandangan hidup yang relative lebih rasional
      e) Segala tindakan didasarkan pada perhitungan untung rugi
      f) Kebutuhan hidup yang sangat kompleks.
Secara fisik, wilayah perkotaan memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
      a) Adanya supermarket, gedung-gedung pemerintahan dan perkantoran
      b) Alun-alun yang terletak di pusat kota serta aneka macam fasilitas hubungan dan olahraga
      c) Kompleks perumahan dan permukiman, mulai tipe rumah sederhana sampai dengan tipe elit
      d) Ruang terbuka yang berperan sebagai lokasi reaksi serta paru-paru kota.

Secara social, wilayah perkotaan ditandai oleh kondisi masyarakat yang memiliki:
      a) Struktur social yang heterogen
      b) Sikap hidup yang didominasi individualisme
      c) Mata pencaharian penduduk yang didominasi oleh sector non agraris
      d) Hubungan social yang didasarkan pada dominasi kepentingan.

Berdasarkan karakteristik fisik maupun sosialnya, pola penggunaan lahan di pedesaan sangat berbeda jika dibandingkan dengan di perkotaan.Pola penggunaan lahan di daerah perkotaan disertai dengan perencanakan yang matang. Perencanaan pola tata ruang kota diwujudkan dalam bentuk”Rencana Umum Tata Ruang Kota”(RUTRK). Pembuatan RUTRK harus disasarkan pada fungsi dan karakteristik (baik fisik maupun non-fisik) dari suatu wilayah perkotaan. Bagi pihak-pihak yang akan membangun , harus mengajukan izin resmi pendirian. Hal ini disesuaikan dengan rencana yang telah dituangkan dalam RUTRK.

Salah satu masalah yang sering muncul di wilayah perkotaan, yaitu pertumbuhan penduduk yang tinggi, pertumbuhan penduduk kota yang tinggipada umumnya disebabkan oleh arus migrasi masuk yang cukup tinggi pila. Tingginya migrasi masuk tersebut disebabkan masih terdapatnya ketimpangan pembangunan prasarana antara perkotaan dan perdesaan. Pesatnya kemajuan yang dicapai wilayah perkotaan akan memotivasi penduduk desa untukk melakukan migrasi. Harapan kaum pendatang ke wilayah perkotaan pada umumnya dilatarbelakangi motif ekonomi, yaitu untuk memperbaiki taraf hidup karena peluang kerja sector industri di wilayah perkotaan relative lebih besar jika dibandingkan dengan wilayah perdesaan.
Selain karakteristik tersebut, penggunaan lahan di perkotaan juga ditentukan olrh fungsi kota yang bersangkutan, misalnyasebagai tempat pelayanan, pemasaran, industri dan pendidikan.
      1) Pola keruangan konsentris, bentuknya melingkar, terdiri atas lingkaran-lingkaran pusat daerah kehiatan (daerah inti), daerah transisi, kompleks perumahan masyarakat berpenghasilan rendah, kompleks perumahankelas menengah, kompleks perumahan masyarakat berpenghasilan tinggi, serta paling luar merupakan batas desa-kota.
      2) Pola keruangan sektoral, menunjukkan bahwa penggunaan lahan kota didasarkan pada sector-
          sektor tertentu.
3)      Pola keruangan campuran, cenderung membentuk pola campuran antara konsentris dan
4)      sektoral.

2.Penggunaan Lahan Perdesaan
      a) Penggunaan lahan di wilayah perdesaan memiliki perbedaan jika dibandingkan dengan
          wilayah perkotaan. Faktor
      b) utama yang membedakannya adalah karateristik fisik dan social dari tiap-tiap wilayah yang
          bersangkutan. Menurut Direktorat Jendral Pembangunan Masyarakat departemen Dalam Negeri, karakteristik wilayah perdesaan meliputi beberapa hal, yaitu:
      c) Perbandingan luas tanah dengan jumlah penduduk (manland ratio) relative besar
      d) Sebagian besar berorientasi pada sector agraris
      e) Hubungan social penduduk yang masih akrab dan saling mengenal satu sama lain
      f) Pola hidup yang masih perbedoman pada tradisi
Lahan di daerah perdesaan umumnya dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, seperti:
      a) Pertanian, perkebunan, dan perladangan
      b) Perumahan dan fasilitas social
      c) Sentra-sentra industri kecil
Namun, dari ketiga jenis pemanfaatan lahan tersebut, di daerah pedesaan pada umumnya didominasi oleh pertanian, perkebunan dan perladangan. Penggunaan lahan di daerah perdesaan sebenarnya tidak “sama jemuk” pola penggunaan lahan di wilayah perkotaan. Hal tersebut disebabkan keadaan sosial masyarakat perkotaan jauh lebih majemuk, jika dibandingkan dengan masyarakat perdesaan.
Kemajemukan masyarakat perkotaan akan terlihat dari aktivitas mata pencariannya. Di daerah perdesaan kepemilikan lahan merupakan prestasi tersendiri. Artinya, jika ada penduduk perdesaan yang memiliki lahan cukup luas, sering dikelompokkan sebagai “orang terpandang atau orang kaya”
  1. Pola Pemukiman Penduduk
Pemukiman dinamakan settlement, sedangkan perumahan dinamakan housina. Perumahn merupakan kumpulan rumah-rumah, tanpa disertai berbagai prasarana kehidupan yang lengkap. Adapun permukiman merupakan kumpulan perumahan yang dilengkapi dengan berbagai prasarana kehidupan secara terorganisir, seprti adanya terminal, pasar, bank/koperasi, puskesmas/rumah sakit, serta prasarana hiburan (rekreasi) dan olahraga.

Pola pemukiman pendududk ada tiga, yaitu:
  1. Pola Linier (memanjang)Pola pemukiman penduduk linier, pada umumnya terdapat di daerah pedataran rendah, bentuknya dengan rentangan jalan.
  2. Pola Mengelilingi Fasilitas Tertentu.
Pola pemukiman mengelilingi fasilitas tertentu biasanya terdapat di daerah pedataran rendah. Fasilitas tertentu itu misalnya mata air, waduk, lapangan terbang, dan pusat-pusat pelayanan sosial.
3.Pola Memusat Pola pemukiman memusat biasanya terdapat di daerah pegunungan. Pemusatan tempat tinggalnya pun di dorong oleh semangat kegotong royongan. Jika jumlah penduduk bertambah dan mengalami pemejaran, pola pemukiman akan mengarah ke segala jurusan.